Sumber http://jabar.litbang.deptan.go.id
Produksi bawang daun Indonesia dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan. Peningkatan produksi tersebut mencerminkan minat petani terhadap komoditas tersebut. Namun demikian tahu kah anda ? walaupun kebutuhan dan jumlah produksi daun bawang terus meningkat, di sisi lain ada beberapa masalah dalam usahatani bawang daun, salah satunya adalah hama. Hama Spodoptera exigua (Hubner) (Lepidoptera: Noctuidae) merupakan hama penting karena setiap musim tanam hama ini selalu menyerang pada tanaman bawang daun. | |
Di antara delapan spesies dari genus Spodoptera yang diketahui, ulat grayak S. exigua adalah yang bersifat paling kosmopolit, yang penyebarannya meliputi hampir seluruh belahan bumi kecuali Amerika Selatan. Di Indonesia S. exigua merupakan salah satu hama klasik yang pada keadaan tertentu sering menyebabkan kegagalan panen pada bawang daun di dataran tinggi. | |
S. Exigua dapat menyerang bawang daun sejak fase vegetatif sampai saat panen, dan pada serangan berat dapat menyebabkan kerugian hingga 100%. Usaha pengendalian terhadap S. exigua masih banyak menggantungkan pada pengendalian secara kimiawi dengan penyemprotan insektisida. Namun dapat menggunakan pendekatan lainnya dalam pengendalian S. Exigua, yaitu dengan menggunakan ramuan tanaman Laja, Sereh Wangi, dan Ki pait yang dikenal dengan Pestisida Nabati "LASEKI", sebagaimana pernah diterapkan oleh BPTP Jawa Barat pada tahun 2000-2003di Kec. Rancabali Kab. Bandung Jawa Barat. Ramuan Pestisida Nabati LASEKI merupakan ramuan yang terbuat dari beberapa jenis tanaman rempah dan obat serta bahan lainnya yang terdiri dari: Laja/Laos (Alpimia galanga) = 30%; Sereh Wangi/Serai Wangi (Andropogon nardus) = 30%; dan Kipait (Tithonia tagitrifolia = 40%); air; dan jamblang yang digunakan sebagai campuran perekat. | |
Cara pembuatan ramuan Pestisida Nabati LASEKI cukup mudah untuk diterapkan yaitu: Sereh Wangi, Lengkuas/Laja/Laos, Kipait dicincang dan ditumbuk sampai halus, kemudian dimasukan ke dalam ember/drum, yang telah diisi air secukupnya. Kemudian larutan diperam selama 24-48 jam. Setelah larutan disaring dengan kain kasa, ampasnya dibuang, dan tambahkan air sampai larutan menjadi 20 liter air. Untuk penyemprotan 1 ha dicampur lagi dengan air sebanyak 580 liter. Penggunaan: Pestisida Nabati "LASEKI" dilakukan melalui penyemprotan pestisida nabati sejak tanaman berumur 1 minggu setelah tanam (MST) dan diulang tiap minggu sekali, selama masih ada serangan hama dan penyakit. Konsentrasi formulasi anjuran 30-40 cc/l air (1 sendok teh/3 liter air) dan penyemprotan dilakukan setelah tidak terdapat embun di tanaman. Selain dapat menekan intensitas serangan hama dan penyakit pada bawang daun, pemanfaatan pestisida nabati "LASEKI" merupakan salah satu kegiatan dalam rangka pemanfaatan potensi sumberdaya tanaman rempah dan obat yang banyak tersedia diperdesaan. Selain itu, penerapannya sebagai upaya dalam mengurangi pencemaran lingkungan, yang sudah sangat tercemar karena pemanfaatan pestisida kimia (anorganik) yang sangat berlebihan. Pembuatan ramuan pestisida nabati "LASEKI" selain terbilang mudah juga murah untuk dilakukan oleh para petani, sehingga petani yang menerapkannya dapat menghemat biaya usahatani. Efek lain dari pemanfaatan Pestisida Nabati "LASEKi" yaitu dapat menekan intensitas serangan Penggorok Daun (Liryomiza huidobrensis); Bercak Ungu (Alternaria porii) dan karat daun serta dapat berfungsi sebagai pupuk pada tanaman. |